Alqur'an : Hari kiamat
keyakinan dasar bagi seorang muslim untuk mempercayai atau meyakini adanya hari kebangkitan setelah hari kiamat dimana semua manusia dari generasi awal sampai akhir akan dihidupkan lagi sesudah matinya untuk “disidang” di hadapan Yang Maha Kuasa dan agar dibalas segala amal perbuatannya di dunia dengan seadil-adilnya dan sebaik-baiknya; dalam hal ini Allah telah menyampaikan dalil-dalil atau hujjah yang jelas kepada manusia di dalam Al Qur’an agar meyakini hal ini melalui penyampaian logika yang bisa dimengerti manusia, dan agar hilang semua keraguan yang muncul di hati.
Di antara hujjah dan logika yang sering dan berulang kali disampaikan Al Qur’an yang melekat erat di pikiran penulis di antaranya adalah dua hal berikut ini :
Mana yang lebih sulit atau mudah, penciptaan pertama atau mengulangi kembali yang pernah diciptakan ?
Agar manusia memperhatikan bagaimana tanah mati, kering tandus tanpa kehidupan dan tanaman lalu disirami air (hujan), maka tumbuhlah tanaman di atasnya. maka seperti itulah perumpamaan kebangkitan kembali sesudah mati.
Untuk poin pertama, maka memang benar adanya jika kita sudah bisa atau pernah membuat sesuatu, maka pasti membuat kembali hal tersebut pasti lebih mudah daripada pertama kali kita membuatnya. Sebagian di antara kita tentu tahu cerita bagaimana susahnya lampu itu dibuat manusia pertama kali, yang konon sang penemunya sampai ribuan kali mengulang percobaannya. Dan lihatlah bagaimana banyak dan menyebarnya lampu-lampu di dunia dan berapa banyaknya lampu diproduksi oleh pabrik-pabrik di dunia dengan mudahnya saat ini. Begitu juga dengan benda-benda lain seperti pesawat, komputer, dan lain-lain.
Maka hendaknya manusia mengambil pelajaran dari hujjah Allah ini. Alam beserta isinya (termasuk manusia) beserta segala sesuatu aturan yang berlaku di dalamnya telah diciptakan, maka tentu lebih mudah untuk menciptakan ulang hal tersebut kembali. Maka jika Tuhan sudah menyatakan pada umat manusia akan adanya janji hidup sesudah mati, maka jika Tuhan sudah berkehendak demikian maka hal itu pasti bukan lagi sebuah kemustahilan. (catatan : bagi yang atheis tak mengakui adanya Tuhan yang menciptakan, maka bukan disini tempatnya, tapi perlu tulisan lain yang membahasnya).
Untuk poin kedua, maka sungguh hal tersebut sudah seringkali penulis baca dan temui berkali-kali ketika membaca Al Qur’an dari kecil hingga saat ini. Dan sungguh tidaklah terlalu berbekas hujjah tersebut di hati penulis hingga sampai pada suatu sebab kejadian di suatu hari. Adalah sebidang tanah yang terkadang penulis lewati yang penuh dengan rumput-rumputan dan aneka tanaman, termasuk yang bermanfaat seperti bayam, tanaman buah-buahan muda, serai, dsb, di suatu hari menjadi tak hijau lagi karena sudah menjadi kunin, tertimbun tanah baru secara rata oleh pekerja yang hendak mendirikan perumahan. Jika dulu sejauh mata memandang yang terlihat hanya hamparan hijau aneka rumput dan tanaman, maka seketika itu mendadak semuanya hilang tanpa bekas.
Kemudian beberapa minggu pun berjalan. Suatu hari kembali penulis melewati sebidang tanah tersebut. Dan sungguh demi Allah, penulis sempat terdiam terpana beberapa saat lamanya sementara cuplikan ayat-ayat Al Qur’an terlintas kembali di pikiran. Sebidang tanah yang cukup luas yang waktu itu pernah tertimbun tanah kuning semuanya, dan sebagiannya dengan tanah lempung, ternyata sudah tak lagi terlihat warna kuningnya sama sekali. Semuanya sudah berubah kembali menghijau, penuh dengan aneka tanaman termasuk jenis-jenis rumput dan tumbuhan yang sebelumnya pernah ada. (Foto perbandingan harusnya ada, tapi entah kenapa tidak diketemukan penulis saat ini. Mungkin di lain waktu).
Subhanalallah, sungguh ini benar-benar sebuah tanda- tanda dan hujjah dari Allah bagi orang-orang yang punya akal dan hati, dan juga mau untuk merenungi. Padahal hal ini sebenarnya adalah hal lumrah sehari-hari tapi jarang sekali kita memperhatikannya ataupun mengambil pelajaran darinya.
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Quran, Fushilat: 39)
Maka renungilah petikan ayat-ayat Al Qur’an di bawah ini agar semakin meningkatkan keimanan kita akan hari kebangkitan dan adanya hidup sesudah mati untuk mempertanggung-jawabkan semua amal perbuatan kita selama di dunia.
“Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qur’an. Al Ruum: 27)
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Qur’an, Al Mu’min : 57)
“Wahai seluruh manusia, kalau kamu sekalian meragukan hari kebangkitan, maka (sadarilah bahwa) Kami menciptakan kamu dari tanah, kemudian nuthfah, kemudian ‘alaqah, kemudian mudhgah (sekerat daging) yang sempurna penciptaannya atau tidak sempurna penciptaannya, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan di dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan. Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, dan (secara berangsur-angsur) kamu sampai kepada (usia) kedewasaan. Di antara kamu ada yang diwafatkan dan ada pula yang dipanjangkan usianya sampai pikun, supaya (sehingga) dia tidak mengetahui lagi apa yang tadinya telah diketahui. Dan kamu lihat bumi itu tandus/mati, kemudian apabila Kami turunkan air (hujan) di atasnya hiduplah bumi itu dan suburlah ia serta menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah Yang Hak, Dia yang menghidupkan yang mati, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, dan hari kiamat pasti datang. Tidak ada keraguan atasnya dan Allah membangkitkan semua yang dikubur.” (QS Al-Hajj : 5-7).
“Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa pada kejadiannya; ia berkata, ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?’ Katakanlah, ‘Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau; maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu (memperoleh bahan bakar darinya). Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi berkuasa untuk menciptakan yang serupa dengan itu? Benar. Dia berkuasa dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. “Sesungguhnya keadaannya apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah,” maka terjadilah ia. Mahasuci Dia yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepadaNyalah kamu dikembalikan. ” [Qur'an, Yaasiin: 78-83]
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?. Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). Kemudian mani itu menjadi segumpal darah. Lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?” (Qur’an, Al Qiyamah: 36-40)
Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: “Anak Adam (manusia) telah mendustakan dan mencela-Ku, padahal dia tidak pantas berbuat demikian. Adapun pendustaannya terhadap-Ku dengan dia berkata, “Dia (Alah) tidak akan mengembalikanku sebagaimana ia menciptaanku”, bukankah menciptakan untuk pertama kali lebih susah daripada mengembalikannya pada bentuk semula? Adapun cercaannya kepada-Ku dengan dia berkata, “Allah mengambil seorang putra,” padahal Aku Dzat Yang Maha Esa (tunggal) dan Maha Tumpuan, Aku tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tak ada seorangpun yang setara dengan-Ku.” (HR. Al Bukhari)
Di antara hujjah dan logika yang sering dan berulang kali disampaikan Al Qur’an yang melekat erat di pikiran penulis di antaranya adalah dua hal berikut ini :
Mana yang lebih sulit atau mudah, penciptaan pertama atau mengulangi kembali yang pernah diciptakan ?
Agar manusia memperhatikan bagaimana tanah mati, kering tandus tanpa kehidupan dan tanaman lalu disirami air (hujan), maka tumbuhlah tanaman di atasnya. maka seperti itulah perumpamaan kebangkitan kembali sesudah mati.
Untuk poin pertama, maka memang benar adanya jika kita sudah bisa atau pernah membuat sesuatu, maka pasti membuat kembali hal tersebut pasti lebih mudah daripada pertama kali kita membuatnya. Sebagian di antara kita tentu tahu cerita bagaimana susahnya lampu itu dibuat manusia pertama kali, yang konon sang penemunya sampai ribuan kali mengulang percobaannya. Dan lihatlah bagaimana banyak dan menyebarnya lampu-lampu di dunia dan berapa banyaknya lampu diproduksi oleh pabrik-pabrik di dunia dengan mudahnya saat ini. Begitu juga dengan benda-benda lain seperti pesawat, komputer, dan lain-lain.
Maka hendaknya manusia mengambil pelajaran dari hujjah Allah ini. Alam beserta isinya (termasuk manusia) beserta segala sesuatu aturan yang berlaku di dalamnya telah diciptakan, maka tentu lebih mudah untuk menciptakan ulang hal tersebut kembali. Maka jika Tuhan sudah menyatakan pada umat manusia akan adanya janji hidup sesudah mati, maka jika Tuhan sudah berkehendak demikian maka hal itu pasti bukan lagi sebuah kemustahilan. (catatan : bagi yang atheis tak mengakui adanya Tuhan yang menciptakan, maka bukan disini tempatnya, tapi perlu tulisan lain yang membahasnya).
Untuk poin kedua, maka sungguh hal tersebut sudah seringkali penulis baca dan temui berkali-kali ketika membaca Al Qur’an dari kecil hingga saat ini. Dan sungguh tidaklah terlalu berbekas hujjah tersebut di hati penulis hingga sampai pada suatu sebab kejadian di suatu hari. Adalah sebidang tanah yang terkadang penulis lewati yang penuh dengan rumput-rumputan dan aneka tanaman, termasuk yang bermanfaat seperti bayam, tanaman buah-buahan muda, serai, dsb, di suatu hari menjadi tak hijau lagi karena sudah menjadi kunin, tertimbun tanah baru secara rata oleh pekerja yang hendak mendirikan perumahan. Jika dulu sejauh mata memandang yang terlihat hanya hamparan hijau aneka rumput dan tanaman, maka seketika itu mendadak semuanya hilang tanpa bekas.
Kemudian beberapa minggu pun berjalan. Suatu hari kembali penulis melewati sebidang tanah tersebut. Dan sungguh demi Allah, penulis sempat terdiam terpana beberapa saat lamanya sementara cuplikan ayat-ayat Al Qur’an terlintas kembali di pikiran. Sebidang tanah yang cukup luas yang waktu itu pernah tertimbun tanah kuning semuanya, dan sebagiannya dengan tanah lempung, ternyata sudah tak lagi terlihat warna kuningnya sama sekali. Semuanya sudah berubah kembali menghijau, penuh dengan aneka tanaman termasuk jenis-jenis rumput dan tumbuhan yang sebelumnya pernah ada. (Foto perbandingan harusnya ada, tapi entah kenapa tidak diketemukan penulis saat ini. Mungkin di lain waktu).
Subhanalallah, sungguh ini benar-benar sebuah tanda- tanda dan hujjah dari Allah bagi orang-orang yang punya akal dan hati, dan juga mau untuk merenungi. Padahal hal ini sebenarnya adalah hal lumrah sehari-hari tapi jarang sekali kita memperhatikannya ataupun mengambil pelajaran darinya.
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Quran, Fushilat: 39)
Maka renungilah petikan ayat-ayat Al Qur’an di bawah ini agar semakin meningkatkan keimanan kita akan hari kebangkitan dan adanya hidup sesudah mati untuk mempertanggung-jawabkan semua amal perbuatan kita selama di dunia.
“Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qur’an. Al Ruum: 27)
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Qur’an, Al Mu’min : 57)
“Wahai seluruh manusia, kalau kamu sekalian meragukan hari kebangkitan, maka (sadarilah bahwa) Kami menciptakan kamu dari tanah, kemudian nuthfah, kemudian ‘alaqah, kemudian mudhgah (sekerat daging) yang sempurna penciptaannya atau tidak sempurna penciptaannya, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan di dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan. Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, dan (secara berangsur-angsur) kamu sampai kepada (usia) kedewasaan. Di antara kamu ada yang diwafatkan dan ada pula yang dipanjangkan usianya sampai pikun, supaya (sehingga) dia tidak mengetahui lagi apa yang tadinya telah diketahui. Dan kamu lihat bumi itu tandus/mati, kemudian apabila Kami turunkan air (hujan) di atasnya hiduplah bumi itu dan suburlah ia serta menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah Yang Hak, Dia yang menghidupkan yang mati, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, dan hari kiamat pasti datang. Tidak ada keraguan atasnya dan Allah membangkitkan semua yang dikubur.” (QS Al-Hajj : 5-7).
“Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa pada kejadiannya; ia berkata, ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?’ Katakanlah, ‘Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau; maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu (memperoleh bahan bakar darinya). Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi berkuasa untuk menciptakan yang serupa dengan itu? Benar. Dia berkuasa dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. “Sesungguhnya keadaannya apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah,” maka terjadilah ia. Mahasuci Dia yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepadaNyalah kamu dikembalikan. ” [Qur'an, Yaasiin: 78-83]
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?. Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). Kemudian mani itu menjadi segumpal darah. Lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?” (Qur’an, Al Qiyamah: 36-40)
Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: “Anak Adam (manusia) telah mendustakan dan mencela-Ku, padahal dia tidak pantas berbuat demikian. Adapun pendustaannya terhadap-Ku dengan dia berkata, “Dia (Alah) tidak akan mengembalikanku sebagaimana ia menciptaanku”, bukankah menciptakan untuk pertama kali lebih susah daripada mengembalikannya pada bentuk semula? Adapun cercaannya kepada-Ku dengan dia berkata, “Allah mengambil seorang putra,” padahal Aku Dzat Yang Maha Esa (tunggal) dan Maha Tumpuan, Aku tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tak ada seorangpun yang setara dengan-Ku.” (HR. Al Bukhari)
Komentar