KUSBINI
Lahir :
Desa Kemlagi, Mojokerto,
Jawa Timur,
1 Januari
1910
Wafat :
Yogyakarta,
28 Februari
1991
Profesi :
Musisi dan Pencipta lagu
Karya :
Bagimu Negeri,
Cinta Tanah Air,
Merdeka,
Pembangunan,
Salam Merdeka,
Keroncong Purbakala,
Pamulatsih,
Bintang Senja Kala,
Keroncong Sarinande,
Keroncong Moresko,
Dwi Tunggal,
Ngumandang Kenang
Kegiatan Lain :
Pemusik dan penyanyi perusahaan rekaman piringan hitam Hoo Soen Hoo
(1935-1939),Profesi :
Musisi dan Pencipta lagu
Karya :
Bagimu Negeri,
Cinta Tanah Air,
Merdeka,
Pembangunan,
Salam Merdeka,
Keroncong Purbakala,
Pamulatsih,
Bintang Senja Kala,
Keroncong Sarinande,
Keroncong Moresko,
Dwi Tunggal,
Ngumandang Kenang
Kegiatan Lain :
Pemusik dan penyanyi perusahaan rekaman piringan hitam Hoo Soen Hoo
Pemain film Jantung Hati dan film Air Mata Ibu (1941),
Bekerja di Radio Militer Hooso Kanri Kyoku dan Pusat Kebudayaan Jepang di bidang musik
Penghargaan :
Anugerah Seni Pemerintah Republik Indonesia.
Seluruh pelosok
negeri nusantara pernah mendengar dan menyanyikan lirik indah sebuah
lagu, Bagimu Negeri, yang diciptakan oleh Kusbini. Dia berhasil menciptakan lagu fenomenal yang tetap dikumandangkan hingga saat ini karena
lagunya sanggup membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia. Boleh dikatakan, dia termasuk salah satu pejuang
kemerdekaan yang berjuang
lewat karya dan lagu.
Seniman kelahiran
1 Januari 1910 di Desa Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur ini, memulai
kariernya bersama Jong Indisce Stryken Tokkel Orkest (Jitso), sebuah kumpulan musik keroncong di Surabaya. Merasa belum puas dengan
pengetahuan musik yang didapatnya secara otodidak, Kusbini mengikuti pendidikan musik Apollo di Malang. Sembari belajar, Kusbini yang mendapat julukan ‘buaya keroncong’ dari teman-temannya ini, terus tampil sebagai penyanyi keroncong dan pemain biola pada siaran Nirom
dan Cirvo di Surabaya. Selain lagu Bagimu Negeri,
Kusbini juga mengarang lagu bertemakan semangat kemerdekaan lainnya seperti Cinta Tanah Air, Merdeka, Pembangunan,
Salam Merdeka.
Selain itu,
ia mencipta puluhan lagu keroncong, seperti Keroncong Purbakala, Pamulatsih, Bintang Senja Kala, Keroncong Sarinande, Keroncong Moresko, Dwi Tunggal, dan Ngumandang Kenang. Salah satu lagu keroncong
yang bertemakan semangat kemerdekaan adalah Kewajiban Manusia. Lagu ini mengajak
bangsa Indonesia untuk
terus menggalang persatuan dalam mencapai kemerdekaan.
Kusbini pernah
menjadi pemain musik dan penyanyi
untuk perusahaan rekaman piringan hitam Hoo Soen
Hoo. Saat itu, sekitar tahun 1935 hingga 1939, kariernya mulai menanjak dan namanya semakin dikenal. Terutama saat dia mulai
mendalami dan berkarya lewat lagu-lagu keroncong dan stambul. Kiprah Kusbini kian mengharumkan namanya pada 1941.
Saat itu ia mendapat kesempatan
untuk bermain film dimana sejumlah lagu digunakan untuk mengisi musik yang khusus diciptakan untuk film Jantung Hati dan film Air Mata Ibu. Pada masa pendudukan
Jepang, Kusbini sempat bekerja di Radio Militer Hooso Kanri Kyoku dan Pusat Kebudayaan
Jepang di bidang musik. Pada masa itu
Kusbini banyak bekerja sama dengan Ismail Marzuki, Cornel Simanjuntak, Sanusi Pane, dan seniman lainnya. Kusbini yang juga ikut menyempurnakan teks lagu kebangsaan
Indonesia Raya ini memperoleh
penghormatan dari pemerintah berupa Anugerah Seni Pemerintah Republik Indonesia.
Ia wafat
pada 28 Februari 1991 di kediamannya yang sederhana di Pengok, Yogyakarta dan dikebumikan dengan iringan musik lagu Perdamaian
yang diciptakannya sendiri.
Komentar